Berita,  Kegiatan/Event,  Kunjungan

SAMBAS BERBUDAYE: PERSPEKTIF DR. ERWIN MAHRUS TENTANG WARISAN BUDAYA LOKAL DAN KARAKTER GENERASI MUDA

Sambas Berbudaye: Perspektif Dr. Erwin Mahrus tentang Warisan Budaya Lokal dan Karakter Generasi Muda

SAMBAS, 5 Desember 2024 – Dalam upaya memperkuat pendidikan berbasis budaya lokal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas menggelar Sosialisasi Materi Ajar Muatan Lokal bertajuk “Sambas Berbudaye”. Acara yang berlangsung di Gedung Keberbakatan ini dihadiri oleh 160 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dari berbagai sekolah dasar di Kabupaten Sambas.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, Asyad, S.Pd, MM. yang menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter generasi muda. “Muatan lokal ‘Sambas Berbudaye’ sarat dengan nilai-nilai budaya yang sejalan dengan ajaran agama. Kami berharap, para guru PAI mampu mengintegrasikan materi ini untuk memperkuat identitas generasi muda Sambas,” ujar Asyad.

Dr. Erwin: “Sambas adalah Pusat Pembelajaran Sejarah dan Budaya Kalimantan Barat”

Salah satu narasumber utama, Dr. Erwin Mahrus, M.Ag, Sekretaris LPM sekaligus Dosen Sejarah Pendidikan Pascasarjana IAIN Pontianak, menjelaskan latar belakang penulisan buku “Sambas Berbudaye”. “Sambas memiliki tradisi lokal yang kaya seperti besaprah, tepung tawar, dan narup, yang tetap hidup hingga kini. Selain itu, sejarah Sambas menunjukkan peran besar sebagai pusat perdagangan melalui pelabuhan serta kontribusi tokoh-tokoh Sambas di panggung dunia,” paparnya.

Lebih lanjut, Dr. Erwin menekankan pentingnya edukasi budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh budaya asing. “Generasi muda mudah terpapar nilai negatif dari budaya luar. Oleh karena itu, materi budaya Sambas berfungsi sebagai filter untuk melindungi dan memperkuat karakter anak-anak kita,” tambahnya.

Sosialisasi ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Aswadi, guru PAI dari Kecamatan Tebas, mengapresiasi peluncuran materi ajar ini. “Sudah lama kami berharap sejarah dan budaya Sambas dapat dibukukan, dan akhirnya hal ini terwujud melalui program muatan lokal ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Darsono, guru dari Penakalan, berharap tradisi lokal seperti Baca Borda juga dimasukkan ke dalam materi ajar. “Tradisi ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat, terutama generasi muda. Padahal, ini adalah warisan budaya yang harus dilestarikan,” tuturnya.

M. Ridwansyah dari Kampung Angus menyoroti pentingnya integrasi materi muatan lokal dalam Kurikulum Merdeka agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas. Ahkam Muawwis dari SD Islam Terpadu Sambas bahkan mengusulkan agar tulisan Arab Melayu juga diakomodasi. “Kita bisa berkaca pada Jawa dan Sunda yang telah sukses melestarikan aksara lokal mereka,” usulnya.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan muatan lokal “Sambas Berbudaye” tidak hanya menjadi buku pelengkap, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan di Kabupaten Sambas. Dengan pelibatan aktif para guru PAI, nilai-nilai budaya dan sejarah Sambas diyakini akan terus hidup dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.

Penulis: Dr. Erwin Mahrus

Editor: Mala K.W.& Ibnu Q.R.

Bagikan:

Postingan Lainnya

LPM IAIN PONTIANAK BAHAS CASCADING RENCANA KERJA TAHUN 2025

LPM IAIN PONTIANAK BAHAS CASCADING RENCANA KERJA TAHUN 2025

LPM IAIN Pontianak Bahas Cascading Rencana Kerja Tahun 2025 PONTIANAK – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)…

Imbauan Perubahan Alamat Email Resmi Perguruan Tinggi

Yth. Ketua Unit Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Di Indonesia Kami sampaikan kepada Admin Perguruan Tinggi yang masih menggunakan email dengan…

SURAT EDARAN : Tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Anggaran Operasional APT & APS

Langkah-langkah Penghematan Belanja Anggaran Operasional APT & APS Menindaklanjuti Kebijakan Negara yang tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1…